Pages

Thursday, May 10, 2012

Al-mughirah bin syu'bah

Alkisah, Al-Mughirah bin Syu'bah, salah satu pemimpin Arab yang cerdik dan lihai, bermaksud melamar dara cantik-jelita dari Bani al-Harits. Ia panggil salah satu kerabatnya, seorang pemuda dari klan yang sama, Bani al-Harits, lalu menceritakan maksudnya.
"Bantu saya melamarnya!", perintah Al-Mughirah.
"Maaf Tuan, sebaiknya jangan. Tak pantas Tuan melamarnya!"
"Kenapa begitu?"
"Saya pernah melihat ada seorang laki-laki yang menciumnya."
Al-Mughirah tak jadi melamarnya. Namun setelah beberapa waktu lewat ia mendengar kabar bahwa Sang Pemuda telah menikahi dara tadi.
"Bukankah kamu dulu mengatakan pernah melihat seorang laki-laki menciumnya?" kata al-Mughirah setengah marah.
"Iya .. Saya melihat ayah dia menciumnya!" jawab pemuda yang cerdik tersebut.
Peristiwa ini tak pernah terlupakan oleh Al-Mughirah. Dia terkenal sebagai salah satu pemimpin Arab yang cerdik, tapi kalah oleh kecerdikan seorang pemuda yang sedang jatuh cinta.
"Tak pernah ada yang bisa mengalahkan kecerdikanku, selain pemuda tadi.", aku al-Mughirah suatu saat.

Al-kisa'i

Alkisah, pada suatu hari al-Kisa`i melakukan perjalanan cukup jauh hingga ia capek dan letih. Ia lalu menghadiri "majlis 'ilmi" yang kebetulan dia jumpai untuk sekedar beristirahat.

"Maaf, saya numpang istirahat! saya sangat capek, (قَدْ عَيَيْتُ)," kata Al-Kisa'i minta izin.

"Bagaimana Anda berani hadir dalam majlis kami, sementara Anda melakukan kesalahan dalam menggunakan bahasa?"

"Apa yang salah dengan kalimat-kalimat yang saya gunakan?" tanya al-Kisa'i sama sekali tak mengerti.

"Jika yang Anda maksud adalah letih dan capek maka gunakanlah kalimat "أَعْيَيْتُ", dan jika yang Anda maksud adalah kesulitan melakukan satu pekerjaan karena tak mengerti caranya maka gunakanlah kalimat "عَيَيْتُ".

Teguran ini sangat mengesan di hati al-Kisa'i. Seketika dia bertanya, siapa tokoh yang benar-benar mahir dalam gramatika Arab. Mereka lalu menunjukkan dua guru hebat, Muadz dan Khalil.

Saat itu umur al-Kisa'i cukup tua untuk memulai menjalani hidup sebagai pelajar. Akan tetapi mencari ilmu tak mengenal batas usia. Ia belajar dengan sangat-sangat gigih, sehingga di kemudia hari terkenal sebagai salah satu ahli ilmu-ilmu gramatika Arab.

Rasanya saya juga tidak terlalu tua untuk memulainya :)

Tuesday, April 5, 2011

neraka bagi wanita

Diriwayatkan oleh ibnu abbas R.a:

Nabi S.A.W. berkata:
Aku melihat api neraka dan penghuni terbanyak di dalamnya adalah dari kalangan wanita yg tidak bersyukur.

Lalu

Sahabat bertanya:
Apakah karena mereka tidak beriman kepada Allah S.W.T.....?

Rasulallah menjawab:
Mereka idak tahu berterimakasih kepada suami-suami mereka dan pula tidak bersyukur terhadap pertolongan dan kebaikan yg di berikan sang suami mereka kepada mereka.jika kalian melakukan kebaikan kepada mereka,maka mereka berkata..
"saya tidak pernah menerima kebaikan apapun dari kamu"

(diambil dari kitab shahih bukhari,kitab iman,volume 1,kitab 2,Nomer 28)

ket:
Wanita-wanita macam itu tidak diterima di dalam islam.
wanita di dalam islam wajib menghormati suaminya dan berbuat baik padanya.
seorang wanita yang tidak menghargai suaminya maka suaminya hanya dianggap sebagai budak pekerja yang hanya di tuntut untuk memenuhi kebutuhannya dan anak-anaknya.